This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 04 Mei 2012

Pengolahan Dan Koreksi Citra Satelit

Pengolahan Citra Satelit

Di dalam penginderaan jauh data berupa digital maka penggunaan data memerlukan suatu perangkat keras dan lunak khusus untuk pemrosesannya. Komputer PC dan berbagai software seperti ERMapper, ILWIS, IDRISI, ERDAS, PCI, ENVIdan sebagainya dapat dipergunakan sebagai pilihan. Untuk keperluananalisis dan interpretasi dapat dilakukan dengan dua cara :
1.      Pemrosesan dan analisis digital dan
2.      Analisis dan interpretasi visual.

Kedua metoda ini mempunyai keunggulan dan kekurangan, setidaknya kedua metoda dipergunakan bersama-sama untuk saling melengkapi. Pemrosesan digital berfungsi untuk membaca data, menampilkan data, memodifikasi dan memproses, ekstraksi data secara otomatik, menyimpan, mendesain format peta dan mencetak. Sedangkan analisis dan interpretasi visual dipergunakan apabila pemrosesan data secara digital tidak dapat dilakukan dan kurang berfungsi baik.

Pemrosesan data secara digital dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak (software) yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Berbagai algoritma tersedia di dalam perangkat lunak tersebut yang memungkinkan data penginderaan jauh diproses secara otomatik. Salah satu contoh misalnya adalah menggabungkan data (3 -4 band) dalam citra gabungan dengan menggunakan filter merah, hijau dan biru (RGB) yang menghasilkan citra komposit (color composite image). Masing-masing band diberi filter yang berbeda dan menghasilkan berbagai tampilan

Selain untuk mengubah tampilan citra pemrosesan digital dapat pula dipakai untuk memperoleh data secara otomatik (ekstraksi data). Ekstraksi ini antara lain dapat dipakai untuk memetakan tanaman hijau (NDVI), klasifikasi(supervise dan unsupervise) seperti dalam memetakan tutupan lahan (landcover), memetakan badan air dan sebagainya.

Berbeda dengan pemrosesan digital dimana hampir seluruh pekerjaan dilakukan oleh komputer, analisis visual sebagian besar dilakukan olehmanusia. Dengan analisis digital komputer hanya dapat mengenal dan mengolah nilai spektralnya saja, sedangkan analisis visual manusia dapat memperkirakan dan menentukan suatu obyek berdasarkan sifat fisiknya seperti membedakan antara gajah dan kucing disamping berdasarkan nilai spektralnya.

Ciri pengenal yang biasa dipakai dalam penafsiran potret udara secara utuh dapat diterapkan pada data citra penginderaan jauh. Pada data potret udara, yang berupa data analog, penafsiran dalam bentuk penarikan garis dan penandaan dilakukan pada lembar potretnya (hard copy), sedangkan pada data digital selain dilakukan pada hard copy dapat juga dilakukan langsung dari layar monitor dan hasilnya langsung disimpan dalam bentuk data digital.

Analisis visual hanya dapat dilakukan oleh manusia yang terlatih dalam bidang pekerjaannya. Dalam prakteknya tidak semua informasi di permukaan bumi dapat diperoleh melalui pemrosesan digital maupun analisis visual. Untuk mendapatkan hasil maksimal kedua cara harus digabungkan yang akan saling melengkapi.

Koreksi Geometrik
Distorsi geometrik merupakan distorsi spatial, yaitu terjadi pergeseran posisi spatial citra yang ditangkap. Distorsi geometrik ini disebabkan oleh kesalahan yang terjadi seperti kerusakan sensor (internal), platform (external) dan gerakan bumi. Koreksi yang dilakukan bila terjadi distorsi bersifat sederhana, seperti centering (translasi), size (skala), skew (rotasi). Gambar dibawah menggambarkan matriks transformasi. Koreksi geometrik bila terdapat distorsiyang bersifat kompleks adalah image registration/rectification, misal dengan bilinear transformation dan least square method, seperti berikut :


 
X = aX + bY + cXY + d
Y = eX + fY + gXY + h

Gambar dibawah menunjukkan suatu contoh adanya geometri distorsi, dan akan direstorasi menggunakan interpolasi berdasarkan titik kontrol daratan (Ground Control Point (GCP) yang diambil langsung dengan mengunakan teknologi seperti Global Position System (GPS). Titik-titik tersebut dibandingkan dengan posisi titik tersebut di citra. Persamaan yang digunakan untuk mendapatkan koreksi posisi secara pergeseran geometrik adalah dengan menggunakan metode transformasi bilinierdan least square seperti pada persamaan diatas. Jumlah pasangan persamaan diatas adalah sebanyak ground control points yang digunakan. Salah satucitra dijadikan acuan (koordinat piksel (X, Y)), maka koordinat piksel citrayang diregistrasi ( X, Y ) dapat dihitung dari persamaan diatas dengan menyelesaikan koefisien a, b, c, dan d. 

  
 
Koreksi Radiometrik
Koreksi Radiometrik muncul dalam bentuk distribusi intensitas yang tidaktepat. Sumber distorsi ini adalah kamera (internal) dalam bentuk shadingeffect, atmosfer (external) dalam bentuk besarnya intensitas yang tidak samawalaupun untuk obyek yang kategorinya sama, akibat adanya kabut, posisimatahari atau substansi atmosfir lainnya. Koreksi yang dilakukan untukjenis distorsi ini adalah dengan teknik filtering.Gambar dibawah adalah contoh adanya distorsi dalam bentuk skew (geometrikexternal – rotasi ) dan adanya striping (radiometrik internal low pass filter ).

Koreksi Topografi
Koreksi topografi (topographic correction) disebabkan oleh pengaruh sudut elevasi matahari, sehingga menyebabkan perubahan pencahayaan pada permukaan bumi karena sifat dan kepekaan objek menerima tenaga dari luar tidak sama serta perubahan radiasi permukaan objek disebabkan oleh perubahan sudut pengamatan sensor. Perubahan radiasi permukaan objek menyebabkan perubahan kecerahan citra. Perubahan sudut penyinaran matahari terhadap zenit dan jarak matahari ke bumi mempengaruhi irradiasi matahari yang sampai ke objek di permukaan bumi, sehingga menyebabkan perubahan pada nilai piksel pada rekaman gambar di permukaan bumi. Oleh karena itu, koreksi topografi bertujuan untuk mengembalikan nilai keabuan elemen gambar (piksel) pada nilai yang sebenarnya (Purwadhi, 2008).

Ada beberapa metode yang digunakan dalam koreksi topografi, yaitu Cosine Correction, Minnaert Correction, dan Normalization Method (Law and Nichol, 2007).
1.       Cosine Correction
Pada metode ini, permukaan bumi diasumsikan mempunyai sifat Lambertian, yaitu untuk menghasilkan sebaran pantulan yang sempurna, jumlah cahaya yang dipantulkan harus sama dari segala arah. Oleh karena itulah, koreksi Lambertian digunakan untuk mengoreksi perbedaan penyinaran yang disebabkan oleh orientasi dari permukaan bumi (Jones et al, 1988).
2.       Minnaert Correction
Pada tahun 1980, Smith et al memperkenalkan metode ini untuk menguji persamaan Lambertian. Persamaan Minnaert dikembangkan pada tahun 1941, menggunakan analisis fotometrik dari permukaan bulan (Justice and Holben, 1979).
3.       Normalization Method (C Correction)
Metode normalisasi mempunyai dua langkah, yaitu memodelkan kecerahan permukaan yang berhubungan dengan sudut penyinaran matahari menggunakan data DEM.  Data input yang diperlukan berupa sudut dan elevasi matahari yang diperoleh dari metadata satelit. Hasil model kecerahan permukaan tersebut mempunyai rentang nilai antara 0 sampai 255.